Selasa, 26 Maret 2013

Merokok merupakan sesuatu hal yang tidak asing bagi mahasiswa, karena memang banyak mahasiswa yang mengkonsumsi rokok setiap hari. Banyak alasan mengapa mahasiswa merokok, beberapa diantaranya seperti alasan untuk mengisi waktu senggang, menghilangkan kepenatan, ‘teman’ ketika mencari inspirasi atau sekedar ikut-ikutan teman sepermainannya, dan masih banyak alasan subyektif lainnya. Merokok memang menjadi hal yang paradoks, digemari sekaligus dihindari, terutama bagi orang yang menyadari dampak negatif dari merokok. Banyak perokok yang menjadi kecanduan dengan rokok, mereka seakan-akan kehilangan sebagian hal penting dalam hidupnya, ketika ia tidak merokok. Padahal, mereka menyadari bahaya meokok bagi kesehatannya, tetapi mereka tetap bersikeras merokok. Apalagi mahasiswa yang kebanyakan masih belum bekerja atau masih memperoleh uang saku dari orang tua. Ketika ia menjadi pecandu rokok dan bergantung dengan rokok, mau tidak mau harus mengeluarkan biaya lebih untuk memenuhi kebutuhan merokoknya. Mahasiswa yang memiliki uang saku berlebih dari pada kebutuhan pokoknya (biaya kost, makan, BBM, Buku Kuliah, dan lainnya), merasa tidak masalah atau dipusingkan dengan pembelian rokok. Akan tetapi menjadi suatu beban bagi mahasiswa, ketika uang saku yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti di atas ternyata dipergunakan juga untuk membeli rokok yang setiap hari dikonsumsi, tentunya akan mengganggu keuangan mahasiswa, sehingga mereka terpaksa meminta dana tambahan terhadap orang tua atau bahkan dapat saja memutuskan untuk meminjam uang terhadap teman atau orang terdekatnya. Apabila mahasiswa tidak pandai dalam mengatur keuangannya, akan terjadi kesulitan dalam pengaturan uang saku. Mahasiswa seharusnya mau belajar lebih bijak dalam mengatur kebutuhan hidupnya, karena dalam kehidupan mahasiswa adalah waktu yang cocok untuk memulai kehidupan yang lebih mandiri, bijaksana dalam menentukan pemenuhan kebutuhan, mampu membedakan mana hal yang merupakan kebutuhan wajib dan mana hal yang hanya merupakan keinginan dan kebutuhan sekunder. Oleh karena itu, uang saku yang telah diperhitungkan sebelumnya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mahasiswa, maka dapat terbelanjakan sebagaimana mestinya. Selengkapnya...

Selasa, 19 Maret 2013

Perdamaian merupakan sesuatu hal dengan tidak ada pertentangan, permusuhan serta penindasan pada hal tertentu . Perdamaian merupakan sesuatu hal yang dianggap sebagai ideal untuk suatu bangsa yang multikultur. Indonesia merupakan negara yang multikultur, dengan berbagai suku bangsa, budaya, serta agama atau kepercayaan. Perdamaian akan menciptakan integrasi dalam sistem sosial. Persatuan bangsa sangat perlu dalam proses pembangunan nasional. Persatuan bangsa tidak lepas dari kondisi bangsa yang kondusif, tidak ada penindasan, alienasi, dan diskriminasi. Indonesia mengalami perkembangan ekonomi yang pesat akhir-akhir ini, mampu bertahan dari krisis global. Hal ini merupakan suatu prestasi bangsa, tetapi kita juga tidak boleh menutup mata dengan segenap persoalan yang tengah dihadapi bangsa. Belum lama, konflik berdarah di Lampung, di Poso, dan di daerah lain di Indonesia, serta sejumlah catatan terorisme patut kita jadikan perhatian. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah perdamaian sulit diwujudkan? Kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia, sudah seharusnya empati terhadap persoalan bangsa ini. Kita jangan lagi apatis terhadap semua persoalan yang tengah dihadapi bangsa. Bagaimana kesejahteraan sosial bisa terwujud, apabila kita sebagai generasi muda tidak peduli terhadap bangsa sendiri? Konflik yang timbul, merupakan sesuatu hal yang didahului oleh sebuah kesalahpahaman dan tidak adanya komunikasi yang efektif antar pihak yang terlibat konflik. Berawal dari prasangka terhadap golongan tertentu, kemudian menciptakan stereotip terhadap golongan tersebut, dan meningkat lagi menjadi sebuah sikap jarak sosial, puncaknya terhadap diskriminasi yang kemudian pecah menjadi konflik. Tidak terkecuali konflik agama, yang sama penyebabnya. Padahal, apabila kita sebagaimasyarakat yang multikultur, dengan segenap perbedaan, hendaknya selalu menjalin komunikasi yang baik dan efektif, sehingga kemungkinan timbulnya konflik dan gejala-gejala konflik dapat diminimalisir bahkan dicegah. Saling menghargai perbedaan, toleransi dan menjalin komunikasi efektif adalah suatu upaya yang harus serentak dilakukan bersama-sama oleh bangsa Indonesia. Selengkapnya...

 


Blogger Template By LawnyDesigns