Selasa, 19 Maret 2013

Perdamaian merupakan sesuatu hal dengan tidak ada pertentangan, permusuhan serta penindasan pada hal tertentu . Perdamaian merupakan sesuatu hal yang dianggap sebagai ideal untuk suatu bangsa yang multikultur. Indonesia merupakan negara yang multikultur, dengan berbagai suku bangsa, budaya, serta agama atau kepercayaan. Perdamaian akan menciptakan integrasi dalam sistem sosial. Persatuan bangsa sangat perlu dalam proses pembangunan nasional. Persatuan bangsa tidak lepas dari kondisi bangsa yang kondusif, tidak ada penindasan, alienasi, dan diskriminasi. Indonesia mengalami perkembangan ekonomi yang pesat akhir-akhir ini, mampu bertahan dari krisis global. Hal ini merupakan suatu prestasi bangsa, tetapi kita juga tidak boleh menutup mata dengan segenap persoalan yang tengah dihadapi bangsa. Belum lama, konflik berdarah di Lampung, di Poso, dan di daerah lain di Indonesia, serta sejumlah catatan terorisme patut kita jadikan perhatian. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah perdamaian sulit diwujudkan? Kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia, sudah seharusnya empati terhadap persoalan bangsa ini. Kita jangan lagi apatis terhadap semua persoalan yang tengah dihadapi bangsa. Bagaimana kesejahteraan sosial bisa terwujud, apabila kita sebagai generasi muda tidak peduli terhadap bangsa sendiri? Konflik yang timbul, merupakan sesuatu hal yang didahului oleh sebuah kesalahpahaman dan tidak adanya komunikasi yang efektif antar pihak yang terlibat konflik. Berawal dari prasangka terhadap golongan tertentu, kemudian menciptakan stereotip terhadap golongan tersebut, dan meningkat lagi menjadi sebuah sikap jarak sosial, puncaknya terhadap diskriminasi yang kemudian pecah menjadi konflik. Tidak terkecuali konflik agama, yang sama penyebabnya. Padahal, apabila kita sebagaimasyarakat yang multikultur, dengan segenap perbedaan, hendaknya selalu menjalin komunikasi yang baik dan efektif, sehingga kemungkinan timbulnya konflik dan gejala-gejala konflik dapat diminimalisir bahkan dicegah. Saling menghargai perbedaan, toleransi dan menjalin komunikasi efektif adalah suatu upaya yang harus serentak dilakukan bersama-sama oleh bangsa Indonesia. Selengkapnya...

Selasa, 13 November 2012

Utilitarianisme Prinsip Kegunaan : “Suatu tindakan harus dianggap BETUL sejauh cenderung mendukung kebahagiaan, SALAH sejauh menghasilkan kebalikan dari kebahagiaan. Dengan kebahagiaan dimaksud kesenangan (pleasure) dan kebebasan rasa sakit dan tiadanya kebahagiaan.” - Ia mengkritik pandangan Bentham bahwa kesenangan dan kebahagiaan harus diukur secara kuantitatif. - Ia berpendapat bahwa kualitasnya perlu dipertimbangakan juga, karena ada kesenangan yang lebih tinggi mutunya dan ada yang lebih rendah. - Kesenangan manusia harus dinilai lebih tinggi daripada kesenangan hewan, tegasnya nikmat rohani juga penting disamping nikmat jasmani, dan kesenangan orang seperti Sokrates lebih bermutu dari pada kesenangan orang tolol. - Kualitas kebahagiaan dapat diukur secara empiris, yaitu kita harus berpedoman pada orang bijaksana dan berpengalaman dalam hal ini. Orang seperti itu dapat memberi kepastian tentang mutu kesenangan. - Kebahagiaan yang menjadi norma etis adalah kebahagiaan semua orang yang terlibat dalam suatu kejadian, bukan kebahagiaan satu orang saja yang barangkali mempunyai status khusus. Hal ini menunjukkan bahwa Mill sangat menolak tuduhan bahwa utilitarianisme adalah etika yang egois. - Kebahagiaan satu orang tidak pernah boleh ditempatkan di atas kebahagiaan orang lain, betapa pun pentingnya, kedudukannya dalam masyarakat. - Jadi, perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan melebihi ketidakbahagiaan, di mana kebahagiaan semua orang yang terlibat dihitung dengan cara yang sama. Asosiasi Psikologis  manusia secara kodrati bersifat sosial, berarti ia meminati orang lain. Ia nikmat apabila orang lain merasa nikmat. Lama kelamaan terjadi asosiasi psikologis antara gagasan tentang nikmat orang lain dengan kebahagiaannya sendiri. Selengkapnya...

 


Blogger Template By LawnyDesigns