Utilitarianisme Prinsip Kegunaan : “Suatu tindakan harus dianggap BETUL sejauh cenderung mendukung kebahagiaan, SALAH sejauh menghasilkan kebalikan dari kebahagiaan. Dengan kebahagiaan dimaksud kesenangan (pleasure) dan kebebasan rasa sakit dan tiadanya kebahagiaan.” - Ia mengkritik pandangan Bentham bahwa kesenangan dan kebahagiaan harus diukur secara kuantitatif. - Ia berpendapat bahwa kualitasnya perlu dipertimbangakan juga, karena ada kesenangan yang lebih tinggi mutunya dan ada yang lebih rendah. - Kesenangan manusia harus dinilai lebih tinggi daripada kesenangan hewan, tegasnya nikmat rohani juga penting disamping nikmat jasmani, dan kesenangan orang seperti Sokrates lebih bermutu dari pada kesenangan orang tolol. - Kualitas kebahagiaan dapat diukur secara empiris, yaitu kita harus berpedoman pada orang bijaksana dan berpengalaman dalam hal ini. Orang seperti itu dapat memberi kepastian tentang mutu kesenangan. - Kebahagiaan yang menjadi norma etis adalah kebahagiaan semua orang yang terlibat dalam suatu kejadian, bukan kebahagiaan satu orang saja yang barangkali mempunyai status khusus. Hal ini menunjukkan bahwa Mill sangat menolak tuduhan bahwa utilitarianisme adalah etika yang egois. - Kebahagiaan satu orang tidak pernah boleh ditempatkan di atas kebahagiaan orang lain, betapa pun pentingnya, kedudukannya dalam masyarakat. - Jadi, perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan melebihi ketidakbahagiaan, di mana kebahagiaan semua orang yang terlibat dihitung dengan cara yang sama. Asosiasi Psikologis manusia secara kodrati bersifat sosial, berarti ia meminati orang lain. Ia nikmat apabila orang lain merasa nikmat. Lama kelamaan terjadi asosiasi psikologis antara gagasan tentang nikmat orang lain dengan kebahagiaannya sendiri. Selengkapnya...
Kamis, 11 Oktober 2012
Rabu, 03 Oktober 2012
Senin, 24 September 2012
Rabu, 19 September 2012
Minggu, 24 Juni 2012
Ini adalah beberapa gambar pantai Siung, Kabupaten Gunungkidul, DI.Yogyakarta, pantai ini dapat ditempuh melalui perjalanan darat sekitar 2,5jam dari kota Yogyakarta. Pantai Siung ini terkenal dengan tebing dan pantai pasir putihnya.
Pantai yang memberi pengalaman berkesan...walau gak ada sinyal, tetapi TOP dah...heee
Selengkapnya...
Sabtu, 02 Juni 2012
Kesenian musik Tanjidor adalah kesenian musik khas masyarakat Betawi yang merupakan hasil asimilasi antara budaya Betawi dan Eropa pada masa kolonial. Tanjidor merupakan kesenian musik yang memiliki nilai historis yang menggambarkan proses terbentuknya kesenian musik tersebut. Tanjidor dimainkan secara kelompok oleh beberapa orang, tanjidor terdiri dari alat musik tiup dan pukul serta alat musik pendukung. Aksiologi merupakan suatu cabang filsafat yang utama dalam megkaji hakikat nilai, memiliki berbagai teori tentang nilai, seperti pengertian nilai, klasifikasi nilai, hierakhi nilai, subjektivisme dan objektivisme. Dalam kesenian musik Tanjidor, digunakan objek formal atau sudut pandang pengkajian teori klasifikasi nilai. Klasifikasi Nilai yakni pengolongan nilai-nilai yang terkandung dalam objek material. Teori klasifikasi nilai yang digunakan adalah teori klasifikasi nilai menurut The Liang Gie. Kemudian dapat durumuskan hasil berupa nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam kesenian musik tanjidor. Nilai-nilai filosofis dalam kesenian musik Tanjidor adalah nilai ekonomis, nilai kejasmanian, nilai hiburan, nilai sosial, dan nilai estetis. Nilai ekonomis yang erat dengan keamanan ekonomi, yakni terkandung dalam pertunjukkan Tanjidor dengan adanya honor yang diterima oleh para pemain musik tersebut. Nilai kejasmanian yang berhubungan dengan kesehatan dan kenyamanan badan, yakni terkandung juga dalam Tanjidor karena pertunjukkan musik tersebut dapat memberikan kenyamanan untuk pemain musik dan pendengar musik Tanjidor. Nilai Hiburan juga terdapat dalam kesenian musik Tanjdior, karena dalam pertunjukkannya memang menghibur masyarakat yang menyaksikan pertunjukkan. Nilai Sosial yang terkandung dalam kesenian musik Tanjidor adalah kebersamaan, solidaritas dari pemain musik. Nilai estetis adalah keindahan irama musik yang dihasilkan oleh pertunjukkan Tanjidor. Relevansi nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian musik Tanjidor terhadap masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Betawi adalah sebagai refleksi untuk kehidupan yang berakar dari nilai-nilai kearifan lokal. Nilai-nilai dalam kearifan lokal yang berakar dari nilai-nilai luhur Pancasila merupakan salah satu solusi dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan suatu pijakan dalam berprinsip khususnya dalam hal kebudayaan. Setiap manusia tentu berbudaya, dan budaya tentu mempengaruhi kehidupan manusia. Oleh karena itu, Kebudayaan menjadi salah satu hal yang utama dalam kehidupan manusia. Selengkapnya...
Jumat, 11 Mei 2012
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi jalan raya di berbagai daerah menunjukkan suatu hal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yakni kondisi jalan raya yang makin ramai dan padat serta berpotensi menimbulkan kemacetan. Hal ini turut mempengaruhi peningkatan polusi udara yang sebagian disebabkan oleh pembuangan asap kendaraan bermotor. Permasalahan tersebut disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan, terutama kendaraan pribadi. Namun, tentu ada alasan penyebab timbulnya masalah tersebut. Peningkatan jumlah kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor, disebabkan oleh beberapa faktor, seperti sarana angkutan umum yang kurang memadai, dan pola aktivitas sehari-hari masyarakat yang ingin praktis, meningkatnya mobilisasi masyarakat, serta yang cukup menonjol yakni semakin mudahnya proses pembelian sepeda motor. Sarana angkutan umum yang kurang memadai dan masih jauh dari kualitas maksimal, membuat orang-orang berpikir ulang dalam melakukan aktivitas menggunakan sarana angkutan umum. Hal ini dapat dilihat banyaknya angkutan umum yang tidak terisi penuh bahkan kosong. Selain itu terlihat pula kondisi angkutan umum seperti bus kota yang sudah tidak layak jalan dengan kepulan asap hitam pekat. Kadang kala, supir bus juga memngendarai busnya dengan ugal-ugalan. Alasan orang-orang menggunakan sepeda motor memang salah satunya karena malas menaiki angkutan umum yang kondisinya kurang layak jalan, sehingga mengurangi kenyaman dalam perjalanan, serta jadwal perjalanan yang kadang tidak tepat waktu. Pola aktivitas masyarakat kebanyakan ingin serba praktis. Hal ini juga turut mendongkrak jumlah pengguna sepeda motor, karena sepeda motor memang mempercepat perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain, maka dengan adanya sepeda motor semakin membuat segala aktivitas perpindahan tersebut terasa lebih praktis, tanpa diatur oleh jadwal layaknya pada angkutan umum. Oleh karena itu masyarakat berkeinginan memiliki sepeda motor karena alasan supaya kegiatan sehari-harinya dalam arti aktivitas yang membutuhkan transportasi dapat berjalan dengan cepat. Selain itu, meningkatnya mobilitas sehari-hari masyarakat ikut turut serta menyumbangkan peranan dalam peningkatan jumlah sepeda motor. Sekarang sudah terlihat kesibukan di berbagai daerah, terutama kota-kota besar, dapat dilihat masyarakat yang begitu sibuk dalam kehidupan sehari-hari. Kepadatan lalu lintas di jalan raya terlihat merata dalam setiap waktu, tidak hanya di pagi hari dan sore harinya. Hal ini meandakan memang mobilisasi masyarakat meningkat. Banyak orang yang membutuhkan sesuatu hal guna memperlancar mobilisasinya, seperti dalam aktivitas sekolah, aktivitas bekerja, atau hanya sekadar untuk jalan-jalan, maka dengan sepeda motor aktivitas tersebut dapat menjadi lancar. Harga sepeda motor yang saat ini sudah terjangkau dan proses pembeliannya yang mudah, semakin menumbuhkan daya tarik dari sepeda motor untuk dibeli. Dahulu, orang enggan membeli sepeda motor karena memang harganya masih cukup mahal, dan proses pembeliannya masih belum mudah, terutama dalam pembelian sistem kredit. Namun, sekarang banyak dealer sepeda motor yang menawarkan banyak alternatif pembelian kredit sepeda motor. Oleh karena itu, hal ini juga menimbulkan peningkatan yang cukup cepat dalam beberapa tahun terkahir. Selain iut, paradigma mengenai kendaraan roda dua tersebut sudah bergeser, dari kebutuhan yang dahulu dianggap sebagai barang mewah, sebaliknya saat ini dianggap sebagai bagian dari kebutuhan sekunder bahkan primer. Sebagian orang mungkin menganggap sepeda motor itu sudah bukan barang tersier lagi melainkan barang sekunder sehingga mereka membelinya karena merasa ini menjadi kebutuhan. Sudah diketahui bahwa banyak penyebab naiknya pengguna sepeda motor di jalan raya. Kenaikan jumlah pengendara sepeda motor tersebut telah membuat jalan raya menjadi ramai dan macet sehingga menimbulkan polusi. Ada beberapa hal yang musti dibenahi dalam permasalahan ini, baik oleh pemerintah yang terkait dan oleh masyarakatnya sendiri. Sarana angkutan umum perlu diperbaiki secara mendasar mulai dari sistem transportasi dan sarana fisiknya, sehingga masyarakat akan lebih tertarik menggunakan angkutan umum. Selain itu, pola hidup yang ingin serba praktis ini, mungkin agak susah untuk dihilangkan. Akan tetapi hal ini dapat berubah apabila peningkatan sarana angkutan umum menjadi baik, mungkin dapat menimbulkan ketertarikan masyarakat akan sistem transportasi yang baik serta justru memperlancar mobilisasinya bukan malah memperlambat mobilisasi masyarakat. Mengenai harga motor yang semakin murah serta proses pembelian yang cukup mudah, memang ini bukan hal yang bias dipungkiri, maka perlu kebijaksanaan dari masyarakat sebagai konsumen, hendaknya jangan menjadi konsumerisme. Selengkapnya...
Jumat, 04 Mei 2012
Jakarta merupakan sebuah nama kota yang sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang menjadi pusat pemerintahan sekaligus menjadi kota metropolitan sebagai pusat bisnis dan perekonomian. Jakarta juga belum lepas dari citra kota sibuk dengan jalanan macet, kota banjir pada musim hujan. Jakarta dengan segala predikat yang melekatinya, masih saja menimbulkan daya tarik bagi sejumlah orang untuk berurban ke kota terbesar di Indonesia tersebut. Dengan banyaknya penduduk di Jakarta yang terdata oleh BPS atau Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 yakni sebanyak 9.607.787 jiwa, padahal luas Jakarta hanya 740,3 Km2 dengan kepadatan 12.978 jiwa/km2, banyak diantara penduduk Jakarta adalah pendatang dari berbagai penjuru daerah di Indonesia. Jumlah penduduk Jakarta melaju pesat karena berbagai faktor, salah satunya adalah Urbanisasi. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Perlu diketahui pula bahwa urbanisasi dibedakan menjadi dua, yaitu migrasi penduduk dan mobilisasi penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk menetap di daerah tujuan. Mobilisasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bersifat sementara saja. Seseorang melakukan urbanisasi bukan tanpa alasan, tetapi ada alasan yang kuat dalam niatnya untuk berpindah ke kota, seperti ajakan dari orang terdekat, terdesak kebutuhan ekonomi, impian pribadi, informasi media massa, serta alasan lainnya. Jakarta memiliki daya tarik yang membuat orang menjadi ingin pergi untuk migrasi atau mobilisasi ke sana. Daya tarik tersebut seperti kehidupan kota Jakarta yang modern, sarana dan prasarana yang lebih lengkap, banyak lapangan kerja serta pendidikan sekolah atau perguruan tinggi yang lebih baik kualitasnya. Selain itu, ada juga dorongan seseorang yang sepertinya terpaksa pergi ke Jakarta, seperti paksaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, hal ini dapat terjadi karena kondisi saat ini di desa mulai berkurangnya luas lahan pertanian, atau juga karena menjadi pengangguran di desa. Selain itu dapat juga disebabkan alasan ketadakcocokan hidup di desa, karena mungkin memiliki sebuah impian hidup di kota metropolitan seperti Jakarta, sehingga dirinya lebih terdorong untuk hijrah ke Jakarta. Terlepas dari penyebab orang-orang pergi ke Jakarta, dampak dari urbanisasi ada yang menjadi permasalahan, yakni kemiskinan. Hal yang bermula dari meningkatnya tuna karya atau orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, didukung oleh masalah perumahan yang sempit yang tidak memenuhi standar kesehatan yang kemudian dapat menimbulkan lingkungan yang rawan permasalahan sosial, dan kriminalitas. Oleh karena itu, perlu upaya mengkritisi terhadap fenomena urbanisasi ini, dengan meningkatnya jumlah penduduk sudah semestinya dilakukan upaya peningkatan lapangan pekerjaan, fasilitas umum yang memadai, aparat penegak hukum, ketersediaan pangan serta hal-hal lainnya yang perlu dipecahkan untuk menghasilkan solusi yang lebih baik. Selengkapnya...
Selasa, 06 Maret 2012
Indonesia merupakan negara besar, terbentang luas dari Sabang samapai Merauke dengan beratus suku yang ada, Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam dan manusia yang melimpah. Potensi dalam pengembangan sumber daya perikanan, pertanian, pertambangan, perindustrian dan industri kreatif yang merupakan penggerak perekonomian negara, selain itu tidak kalah penting juga dengan sumber daya manusia Indonesia, para generasi muda bangsa ini mempunyai kewajiban dalam turut serta melaksanakan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Sebagian dari generasi muda tersebut adalah para mahasiswa seluruh Indonesia, mahasiswa sebagai kaum intelektual seharusnya memiliki kepekaan tinggi terhadap persoalan bangsa, mengkritisi berbagai persoalan yang terjadi di sekitarnya, banyak persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini, mulai dari masalah hukum, perekonomian, lingkungan hidup, serta yang sering dibahas juga adalah masalah sosial yang terjadi menyeluruh di bangsa ini.
Ketimpangan sosial di Indonesia telah menjadi sebuah masalah yang kompleks dalam hal penyebab terjadinya dan akibat dari ketimpangan sosial tersebut. Ketimpangan sosial merupakan masalah kehidupan sosial yang didalamnya terdapat hubungan sosial antar masyarakat dan hubungan antara masyarakat dengan pemimpin negara, contoh ketimpangan sosial seperti kemiskinan. Ketimpangan tersebut terjadi karena hubungan tersebut tidak berjalan harmonis atau sejalan. Karena di dalam hubungan sosial yang harmonis adalah terdapat sebuah hasil hubungan yang mempunyai manfaat bersama, dan saling menguntungkan. Oleh karena itu, ketimpangan yang terjadi dalam bangsa Indonesia, salah satu penyebabnya adalah ketidak harmonisan tersebut, hal ini bisa saja terjadi karena komunikasi yang tidak baik antara rakyat dan pemimpin, serta dipengaruhi banyak faktor yang mendukung terjadinya ketimpangan sosial, seperti faktor perekonomian negara, dan lainnya.
Akan tetapi ada suatu permasalah mendasar yang juga mempengaruhi ketimpangan sosial di sekitar kita, yakni persoalan karakter atau kepribadian masyarakat secara umum yang menjadi kebiasaan kurang baik, ini dapat dilihat dalam pola pikir dan prinsip kerja serta sifat-sifat umum masyarakat pada umumnya. Sifat-sifat dasar moral seperti kejujuran, kedisplinan, tanggung jawab dan sebagainya. Permasalahan moral ini sangat mempengaruhi kehidupan seseorang karena akan membentuk suatu watak dan kebiasaan seseorang, sehingga apabila dalam perjalanan hidup seseorang manusia tidak mendapat pendidikan karakter dengan baik, dapat dipastikan mereka akan menjadi pribadi-pribadi yang bermoral-etis kurang baik. Sebagai contoh, kebiasaan mencontek memang dianggap wajar oleh siswa atau pun mahasiswa sekalipun. Padahal, telah disadari bahwa mencontek merupakan tindakan yang tidak terpuji dan merupakan suatu pertanda dari ketidak mampuan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal. Akan tetapi, seperti yang terlihat saat ini, banyak orang yang menghalalkan mencontek, apabila ditinjau dari filsafat moral atau etika, ini merupakan fenomena keputusan atau tindakan seseorang yang tidak didasari pertimbangan kesesuaian dengan norma dan persetujuan hati nurani. Jadi orang yang mencontek, mempunyai suatu motivasi tertentu, misalkan ingin mendapat nilai A, kemudian orang yang mencontek karena melihat situasi dan kondisi sekitar, misal seseorang berani mencontek karena pengawasan yang lemah, dan hal ini berpengaruh pada seseorang dalam memahami bentuk perbuatan tersebut, yakni mencontek dianggap sebagai sesuatu yang biasa, dan mereka juga melihat dampak secara langsung, yakni berhasil mendapat nilai A, akan tetapi sesungguhnya orang yang mencontek adalah orang yang mengabaikan norma dan hati nurani.
Dari fenomena mencontek tersebut,dapat dikembangkan lagi ke dalam fenomena yang lebih luas lagi, seperti korupsi, serta banyak lagi tindakan yang sangat mengabaikan norma dan hati nurani manusia. Dengan banyaknya pelaku perbuatan-perbuatan yang seperti telah dicontohkan sebelumnya, besar kemungkinan untuk terbentuk suatu kebiasaan masyarakat yang diasumsikan wajar, akan tetapi norma dan hati nurani seseungguhnya telah terabaikan. Kebisaan inilah yang telah menjerumuskan masyarakat pada ketimpangan hidup dan akan berdampak pada sekelilingnya.
Untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan tersebut dirasa sangat sulit, akan tetapi akan lebih baik apabila ada upaya bersama untuk memabangun karakter bangsa secara umum menjadi lebih baik. Dengan perbaikan karakter masyarakat, pendidikan ini bisa dilakukan di mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat hingga lingkungan pendidikan formal atau sekolah. Dengan melakukan pendidikan karakter atau moral sedini mungkin dan secara terus menerus akan menumbuhkan suatu karakter positif yang bisa diharapkan menjadi pribadi yang baik. Dan diharapkan bangsa ini mempunyai generasi muda penerus yang selain potensial dalam bidang keilmuan, akan tetapi berkepribadian yang baik.
Selengkapnya...
Sabtu, 03 Maret 2012
Filsafat India, agama dan budaya menjadi menggenang dan mati karena aturan Islam dan Inggris selama berabad-abad. Dominasi Inggris didahului oleh kekuasaan Islam merubah budaya dan peradaban. Dominasi politik mengakibatkan perbudakan mental India. Orang-orang India ortodoks menciptakan dinding adat istiadat, ritual, upacara dan perbedaan sosial dalam rangka melestarikan pemikiran asli dan budaya mereka. Hal ini karena rasa tidak aman bahwa mereka ingin memiliki dinding tertutup untuk agama mereka. Mereka tumbuh lebih konservatif. Mereka menahan diri dari petualangan berani di alam pikiran. Keinginan untuk pelestarian filsafat lama dan tradisional adalah perhatian pertama mereka. Mereka mendirikan tembok pemisahan, perbedaan dan eksklusivitas. Mereka ingin aman, tertutup dan menyatu. Jika ada yang mencoba untuk memecahkan tembok tertutup mereka, dia disiksa kejam. Mereka menjadi berpandangan sangat sempit. Dalam masyarakat dan agama tertutup ritual, upacara, adat dan tradisi menjadi tertinggi. Orang menjadi kurang introspektif. Di bawah dinding meletakkan semangat mati di India.
Selain itu, orang India mencoba untuk mengkompensasi inferioritas mereka saat ini dengan menyanyikan kemuliaan Veda masa lalu mereka dan filsafat Upanisadik. Mereka berpikir bahwa kitab-kitab kuno dan pikiran mereka kepada kita sistem filsafat yang tertinggi dan bahwa ruang lingkup dan ekstensi mereka begitu luas yang tidak mungkin ada perkembangan dari setiap pemikiran baru. Ide-ide tertinggi dan paling mulia terkandung di dalamnya. Bagaimana bisa setiap pemikiran baru muncul, ketika suatu literatur yang luas dan ekstensif sudah ada dalam pemikiran India? Para pemikir India dipahami bahwa Veda dan Upanisad adalah yang tertinggi, yang terbaik dan terluas di alam filsafat. Mereka begitu luas bahwa sama sekali tidak ada ruang untuk filsafat India tumbuh secara independen. Orang-orang abad pertengahan memandang ke masa lalu untuk panduan. Sikap mereka adalah regresif bukan progresif. Usia abad pertengahan mulai melacak semua kemajuan ilmiah, vis. Aeroplane, bom, mobil, dll, dari Veda. Mu dipahami bahwa semua jenis cabang pengetahuan, vis. Ekonomi, politik, fisika, kimia, teknik, matematika, dll, yang terkandung dalam Veda.
Keutamaan yang menonjol dari Filsafat India Kontemporer
Masa ini adalah masa renaisans. Ini terdiri dalam kebangkitan masa lalu dan evolusi pikiran-pikiran baru dan sistem filsafat. Ada pertumbuhan, sintesis dan evolusi, konsep dan prinsip-prinsip moral dalam pemikiran renaisans. Sedangkan nilai-nilai dasar itu dalam bentuk mentah, pemikiran India modern menciptakan dan nilai-nilai baru yang nyata. Ini mengubah bentuk dan tekstur bahan dari masa lalu. Ini membuka kebenaran kuno. Pemikir modern mempunyai susunan yang baru dari kebenaran-kebenaran yang pokok pada masa lalu, dan mereka juga membuang prinsip-prinsip yang telah banyak diterima, yang mereka anggap menjadi tidak benar dan sampah.
Sementara filsafat India kontemporer adalah pertumbuhan asli, ia memiliki keutamaan dasar tertentu. Karakteristik utamanya adalah sebagai berikut:
1. Sikap positif terhadap dunia
2. Pandangan kosmik dan spiritualistic
3. Pandangan integral dan sintetis
4. Rekonsiliasi theisme dan absolutism
5. Monisme Roh dan Materi
6. Aktivisme diri dan persekutuan rohani
7. Evolusi Supermen atau Kaum Gnostik
8. Pendekatan baru untuk keselamatan
9. Dinamisme, keterbukaan dan katolisitas
10. Kecenderungan Humanistik
#sumber asli adalah buku Contemporary Indian Philosophy karya Rama Shanker Srivastava.
Selengkapnya...
Senin, 16 Januari 2012
Setelah mengetahui kebudayaan Dayak secara umum, maka dapat dilihat beberapa kebiasaan mereka yang memiliki nilai naturalistis. Mereka hidup menyatu dengan alam, mulai dari memenuhi kebutuhan hidup sampai hal kepercayaan mengenai kemistisan alam. Seperti yang tergamabar dalam kepercayaan Kaharingan yang mereka anut. Akan tetapi dalam kepercayaan Kaharingan mereka, ada ajaran-ajaran tentang etiket sebagai pedoman berperilaku di masyarakat. Bila ditinjau dari sistem kekerabatan orang Dayak, khususnya mengenai sistem perkawinannya dapat dilihat yang diidealkan adalah yang memiliki ikatan keluarga sangat dekat, mungkin alasan mereka adalah supaya ikatan kekerabatan mereka akan tetap terjaga dan tentunya alasan yang lainnya karena mereka sudah saling mengenal karakter masing-masing mempelai karena masih satu keluarga.
Mengenai Rumah Betang atau rumah panjang dalam kehidupan masyarakat Dayak dalam suatu kelompok yang tinggal menjadi satu dalam rumah Betang tersebut, memiliki peranan penting dalam sistem kekerabatan dan sistem sosial mereka. Mulai dari pengolongan kepala suku, kerabat dekat kepala suku hingga anggota kelompok yang biasa itu pun terjadi di rumah Betang. Dalam rumah tersebut pula proses interaksi antar anggota keluarga terjadi misal dalam penyelesaian perselisihan yang terjadi diantara penghuni rumah dan kemudian diselesaikan melalui perantara kepala suku sebagai penengah.
Masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah sangat menjunjung tinggi kerukunan, saling menghormati, tolong menolong terhadap sesama manusia baik antara Suku Dayak sendiri maupun Suku Bangsa lain yang datang atau berada di Bumi Tanbun Bungai, mereka tidak mempersoalkan terhadap suku-suku bangsa lain, hal ini terlihat dari budaya masyarakat Dayak yang sangat dikenal yaitu Budaya Rumah Betang (Huma Betang) yakni berarti berbeda-beda tetapi tetap satu dan dilengkapi dengan filsafat masyarakat Dayak Kalimantan tengah seperti “Belum Bahadat” yang berarti manusia hidup berada pada suatu tempat menjunjung tinggi etika dan estetika antara masyarakakat setempat. “Belum Penyang Hinje Simpe” yaitu kehidupan dalam suatu daerah harus diwujudkan dalam hidup yang rukun dalam satu kebersamaan.
Tulisan diatas dikutip dari makalah yang disusun oleh Egi Prasetyo, mahasiswa S1 Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.
Selengkapnya mengenai pembahasan kebudayaan Dayak dapat dilihat di makalah tersebut.
Anda dapat mengunduh makalah tersebut DISINI. Jangan lupa cantumkan sumbernya ya..
terima Kasih
Selengkapnya...
Dalam Master Theses-nya Johz R. Mansoben dari Universitas Cendrawasih mengemukakan masyarakat Pantai Utara bersifat sangat indifidualistis. Mungkin hal ini dapat kita amati bahwa orang Bgu dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari misalnya dalam kegiatan mencari matapencaharian cendrung sendiri-sendiri. Dan juga dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat Bgu tidak terdapat suatu upacara-upacara yang memperekat dan mengembangkan hubungan antar kelompok, meskipun terdapat upacara gereja tetapi mereka menjalaninya dengan perasaan kosong.
Setelah saya amati permasalahan diatas dapat terjawab dengan paparan yang diberikan oleh Koentjaraningrat dalam bukunya MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
- 1. Dalam bab identifikasi yang menjelaskan kebudayaan penduduk pantai utara irian jaya pada halaman 70. Beliau mengemukakan karena isolasi geografis terdapat keanekaragaman bahasa di papua, mungkin karena perbedaan bahasa yang sangat kontras inilah terjadi suatu sikap yang indifidualistis.
- 2. Dalam bab “sistem kekerabatan” pada pembahasan kebudayaan yang sama di halaman 82. Beliau mengemukakan bahwa pendeta hanya datang ketika melakukan kunjungan dalam rentang waktu dua sampai tiga tahun sekali, hal ini menunjukan betapa kurangnya bimbingan agama sehingga meraka menjalankan upacara keagamaan di gereja dengan perasaan kosong
- 3. Dalam bab “hidup berkomuniti dan pimpinan desa” pada pembahasa kebudayaan yang sama di halaman 83-84. Koentjaraningrat mengemukakan penyakit kronis yang menghinggapi kehidupan komuniti di desa-desa Pantai Utara tak adanya kepemimpinan dan dalam penjelasan yang lain beliu mengemukakan bahwa kurangnya tenaga pemimpin di karenakan gejala imigrasi secara musim ke kota Jayapura. Dapat di tarik kesimpulan mengapa dalam kehidupan keseharian mereka tidak ada upacara-upacara seperti halnya upacara bakar batu dan yang di jelaskan oleh Srtini dalam bukunya MUTIARA KEARIFAN LOKAL, 2008 dan pekerjaan yang dilaksanakn dengan kelompok-kelompok yang terdiri dari beberapa orang, adalah di sebabkan karena krisisnya kepemimpinan.
Tulisan ini dambil tanggal 16 Januari 2012 dari makalah yang disusun oleh Abdullah Arif, mahasiswa S1 Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.
Makalah tersebut dapat anda download disini.
Selengkapnya...
Kamis, 12 Januari 2012
Kebudayaan Indonesia di masa lalu diwarnai oleh dualisme. Ungkapan “Desa mawa cara, Negara mawa tata” menunjukkan adanya dua subsistem dalam masyarakat tradisional. Keduanya merupakan unit yang terpisah, bahkan sering saling bertentangan, dan pantang memantang. Namun karena sarana produksi dikuasai oleh pusat kerajaan, dominasi kebudayaan keraton memancarkan sinarnya ke kebudayaan desa, tetapi tidak sebaliknya4.
Makna yang bisa diambil adalah tentang introspeksi diri yang dalam peringatannya disebut lelaku. Dari introspeksi diri diharapkan kita sebagai jiwa yang bersih dan harus memulai kehidupan di tahun yang baru dengan lebih dewasa dan bijaksana. Kemudian ada istilah jawa “eling” yang dalam bahasa Indonesia berarti ingat, memiliki penjelasan bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan, jadi manusia harus selalu ingat akan perintah dan larangan-Nya agar manusia dapat selalu hidup di jalan yang benar.
Dalam budaya tersebut juga terdapat kebiasaan yang tidak boleh mengadakan hajatan pernikahan selama bulan Suro, karena sesuai dengan maknanya yang sebagai bulan lelaku atau bulannya introspeksi diri untuk membuka lembaran baru dalam tahun yang baru sehingga telah muncul kebiasaan untuk tidak menggelar acara yang menonjolkan kemeriahan dan keglamoran atau kegemerlapan pesta yang tidak selaras dengan makna lelaku yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Setelah mengkaji tentang budaya peringatan satu Suro di tanah Jawa, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang berupa makna atau pesan dari budaya tersebut dan dapat pula menjadi referensi dalam mengkaji kebudayaan tersebut apakah tujuannya dan cara pelaksanaannya masih murni sesuai dengan syariat agama yang benar atau sudah ada indikasi negatif yang artinya bertolak belakang dengan budaya Islam.
Selengkapnya...